‘Menemukan Kembali Indonesia’ adalah sebuah laporan berseri mengenai impunitas yang terus berlanjut di Indonesia. Selama tahun 2012 hingga 2014, AJAR secara aktif terlibat dalam inisiatif pengungkapan kebenaran yang diampu bersama masyarakat sipil di Indonesia — tergabung dalam nama Koalisi Keadilan dan Pencarian Kebenaran (KKPK). Laporan ini mendokumentasikan impunitas yang langgeng selama 40 tahun di Indonesia, mengejewantahkan pola kekerasan yang terjadi, serta mengajukan rekomendasi untuk memutus rantai kekerasan yang ada.
Simak Buku I dari seri laporan ‘Menemukan Kembali Indonesia’ melalui tautan di bawah, atau ke laman berikut untuk mengakses Ringkasan Eksekutif dan Buku II.
Koalisi untuk Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran (KKPK) bekerja semenjak tahun 2008 untuk mendorong pembentukan sebuah komisi kebenaran, mengkritisi dan mendampingi lembaga negara yang menulis ulang Undang-Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dianulir oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2007. Namun, setelah sekian lama menanti tanpa hasil, KKPK berinisiatif untuk menggelar proses pengungkapan kebenaran yang disebut Tahun Kebenaran. Pada Tahun Kebenaran, KKPK mendokumentasikan sejumlah peristiwa kunci dengan tema kekerasan terhadap perempuan, kekerasan dan operasi militer, perampasan sumber daya alam, kekerasan terhadap pembela HAM, kekerasan yang dilakukan dengan alasan perbedaan ideologi dan agama, dan kekerasan atas nama ketertiban umum.
KKPK diperkaya dan disemangati oleh 930 peristiwa kekerasan yang berhasil didokumentasikan, diverifikasi dan dikonsolidasikan ke dalam database oleh orgaganisasi anggota KKPK, yang mencakup 3.396 korban (yang terdiri dari 2.706 laki-laki, 529 perempuan dan 161 orang tidak diketahui/tidak tersedia informasi). KKPK juga berhasil menyusun 140 narasi kasus dan 72 kesaksian yang didengarkan secara langsung dari para korban dan saksi di Jakarta, Solo, Palu, Kupang, Papua, dan Aceh.
Harapannya, Menemukan Kembali Indonesia bisa menjadi inspirasi untuk membuka hati dan pikiran kita untuk mengakui kebenaran, dan memanfaatkannya sebagai landasan untuk membangun bangsa tempat kita bisa hidup bersama dan kebebasan.