Selama pendudukan Indonesia atas Timor-Leste, ribuan anak-anak Timor secara paksa diambil dari keluarga mereka dan dibawa ke Indonesia. Pada tahun 2016, AJAR menerbitkan sebuah buku foto sebagai catatan atas perjalanan para ‘anak-anak yang dicuri’ (stolen children) yang penuh perjuangan — seraya terus berharap untuk masa depan yang lebih adil.
Meminjam kalimat dari penulis bersama buku foto ini, Isabelinha Pinto (Nina):
Buku foto ini kami kompilasi untuk membagikan cerita kami. Sepanjang tahun
1975 hingga 1999, ribuan anak Timor Timur diambil secara paksa dari
keluarga mereka dan dibawa ke Indonesia. Kami adalah salah satunya. Foto
buku ini menangkap momen kebahagiaan reuni kami. Dari tahun 2013 hingga
2016, kami menemukan 65 penyintas di seluruh Indonesia dan telah membantu 30 orang untuk bertemu kembali dengan keluarganya di Timor-Leste. Banyak diantaranya yang masih hilang. Kami stolen children dari Timor-Leste, berharap lebih banyak dari kami yang dapat ditemukan, juga mampu
mengunjungi keluarga dengan lebih sering dan mudah (bebas visa dan tanpa
permasalahan administratif), dan meningkatkan taraf hidup kami.
Dengan buku ini, kami mencoba untuk merawat ingatan mengenai peristiwa
yang terjadi kepada kami. Kami telah bertahan melalui kenangan indah masa
kecil selama bertahun-tahun kenangan bermain dengan saudara sekandung,
menjelajah alam, bernyanyi dengan teman-teman, dan suara orang tua yang
menenangkan melalui nyanyian nina-bobo. Sepanjang malam-malam kelam
nan sendiri, mengingat kenangan bahagia menjadi sumber kekuatan bagi kami.
Sebagian dari kami butuh waktu lebih dari 30 tahun untuk dapat kembali pulang.
Sekarang di masa dewasa, buku foto ini menyuguhkan sekilas potret kami
sebagai seorang manusia, menghubungkan kenangan masa lalu dan sekarang,
menjadi pribadi yang utuh.