Setelah sekian lama mendokumentasikan dan mengadvokasi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di Papua, kami harus mengakui bahwa impunitas tetap bercokol dengan kuatnya. Keadilan, pengakuan atas kebenaran terhadap kekerasan yang terjadi, pemulihan korban dan jaminan bahwa kekerasan tak berulang masih jauh dari genggaman.
Karena itu kami menguras pikiran dan hati untuk membangun sebuah metode yang lebih partisipatif. Metode yang bisa menghadirkan sebuah ruang belajar yang aman bagi perempuan Papua, yang bisa memberikan sedikit pemulihan dan mengajak para perempuan untuk bersolidaritas dan membangun aksi bersama untuk perubahan. Karena keadilan tak kunjung datang, kami percaya bahwa rasa keadilan dapat dihadirkan lewat proses belajar bersama dan penguatan perempuan sebagai aktor dalam kehidupannya sendiri. Langkah demi langkah, para peserta proses penelitian aksi partisipatif (participatory action research – PAR) merefleksikan hidupnya masing-masing, berbagi persoalan dan membangun solidaritas antar sesama.
Buku foto ini mencoba menghadirkan proses belajar yang kami lakukan di Biak, Jayapura, Keerom, Wamena, Merauke dan Sorong bersama KPKC GKI di Tanah Papua, Humi Inane Wamena, SKP Keuskupan Agung Merauke-ElDapper, Belantara Papua Sorong, sebagai bagian dari inisiatif yang digagas Papuan Women’s Working Group (PWG) sebuah kumpulan dari aktifis perempuan Papua yang resah dengan situasi yang tak kunjung berubah. Buku foto ini melengkapi laporan PAR yang diluncurkan oleh PGW, berjudul Sa Ada Di Sini: Suara Perempuan Papua Menghadapi Kekerasan yang Tak Kunjung Usai.